Saturday, December 31, 2005

New Year's Day

"Now is the accepted time to make your regular annual good resolutions. Next week you can begin paving hell with them as usual. Yesterday, everybody smoked his last cigar, took his last drink, and swore his last oath. Today, we are a pious and exemplary community. Thirty days from now, we shall have cast our reformation to the winds and gone to cutting our ancient short comings considerably shorter than ever. We shall also reflect pleasantly upon how we did the same old thing last year about this time. However, go in, community. New Year's is a harmless annual institution, of no particular use to anybody save as a scapegoat for promiscuous drunks, and friendly calls, and humbug resolutions, and we wish you to enjoy it with a looseness suited to the greatness of the occasion." (Mark Twain)

My New Year prayer :
May the Almighty Allah guide all of us to live this rough life
Hoping for light & easy step through the barricades
Be stronger to face hurt and heartache
Growth wiser in each lesson from mistakes
Do every job in the most excellent way to success
Loving caring and sharing even more to family
An inner beauty that shining from healthy body and soul
Be wide arms open person to old friends and,
Be inspiring for have new one
Spread my wings to help others who need
Bring more love, peace, and joy to the world arounds me
Amien...

Let’s pray and make it happen for the upcomings year
HAPPY NEW YEAR ALL !!

Monday, December 26, 2005

The Comfort of Madness


Aku mulai keheranan pada ruang yang tampaknya tiba-tiba membentang di sekelilingku dan tidak bisa dikembalikan lagi, menuangkanku ke dalam kekosongan, cakrawala kaburku yang dihancurkan oleh hari ini tak henti-henti mengusikku, mengancam akan menyedotku keluar dari diriku, mengisap isi perutku ke dalam sebuah lingkaran pada dagingku sendiri hingga aku lenyap.

Paragraf diatas hanya sepotong monolog dari seorang pasien yang sakit mental (lagi lagi…!!) dari sebuah buku The comfort of Madness karangan Paul Sayer. Gak sengaja menemukan buku ini diantara sejumlah pilihan “new release” di sebuah toko buku. Entah mengapa monolog ini baru dicetak dalam bahasa Indonesia per September lalu. Padahal buku ini telah mendapat penghargaan Whitbread Book of the Year tahun 1988 . Tujuh belas tahun yang lalu!

Belum banyak monolog yang pernah saya baca, tapi yang satu ini top banget. Penggambaran yang “unusual”; bagaimana dunia org “normal” dipersepsikan dari sudut pandang orang yg “abnormal”. Salut tiada tara buat penyelaras bahasa buku ini yang telah mampu menemukan padan kata dlm bhs Indonesia paling pas sedemikian indahnya seperti cuplikan paragraf di atas. Penasaran pengen tau isinya?! buruan baca deh cuman 1/4 tebalnya buku Billy kok :)

Sunday, December 18, 2005

Billy


Image hosted by Photobucket.comSetelah tertunda beberapa lama, akhirnya kelar juga baca 24 Wajah Billy. Butuh konsentrasi penuh untuk bisa memahami kompleksitas 24 kepribadian yang hidup dalam satu raga manusia bernama William Stanley Milligan. Angkat topi buat Daniel Keyes sang penulis atas kerja keras menguraikannya ke dalam buku setebal hampir 700 halaman ini (klik judul diatas untuk versi asli bhs. Inggris, The Minds of Billy Milligan). Dengan tanpa maksud melanggar hak intelektual, klik disini untuk salah satu dari sekian banyak review tentang Billy. Salut buat mereka para peresensi yang mampu mensinopsiskan secara lugas kisah multiplex disorder personality ini. Mungkin karena cukup menantang otak untuk mengelaborasikan cerita ini dalam satu resensi, penerbit Qanita sampai membuat kompetisi resensi buku 24 Wajah Billy.

Kisah Billy hampir sama dengan Sybil yang pada jaman kuliah dulu jadi satu bacaan wajib waktu pendalaman dinamika kepribadian. Jika Sybil muncul dengan 16 kepribadiannya; Arthur, Allen, Ragen, Kevin, Adalana, Philip, Tommy, dsb adalah beberapa nama dari 24 pribadi yang ada dalam diri Billy.

Mengikuti kisah Billy yang beralur flashback ini pada awalnya emang agak membosankan, berasa baca novel hukum fiktifnya John Grisham dengan latar pengadilan, juri-juri, saksi dan pengacara yang saling adu argumen. Mulai menarik pada bagian pertengahan dgn cerita masa kecil Billy yang tumbuh sebagai abused child dengan segala penyimpangan perilaku ayah tirinya, dan bagaimana semua perlakuan devian yang dia terima jadi terkompensasi dalam bentuk pribadi2 yang terpecah belah seperti itu.

Apabila ada pesan yang mesti tersampaikan lewat kisah ini menurut gw justru ada di bagian akhir. Saat-saat Billy telah terbebas dari vonis hakim tetapi dia harus menjalani perawatan mental di Athens Mental Health Center . Saat2 di Athens ini pribadi Billy yang sudah sempat terfusi/bersatu seringkali juga menjadi Billy U = Billy unfused. Bagaimana tekanan2 dari masyarakat luar atas terbebasnya Billy sebagai terdakwa kasus pemerkosaan dan perampokan telah jadi stresor tersendiri buat dia yang bisa dikatakan masih jauh dari stabil. Billy sempat mengalami kemunduran dalam pengobatan yang nampak dari kualitas hubungannya dengan si penulis.

Kisah Billy mengingatkan waktu harus praktek psikologi klinis semasa kuliah di bagian psikiatri/kejiwaan rumah sakit. Saat sebelum praktek, pandangan gw utk menerima org seperti Billy masih sangat sempit dan mungkin hampir sama dengan orang kebanyakan, seperti halnya lebih menyebut mereka sebagai "orang gila" ketimbang "orang sakit mental", cenderung takut atau mencoba menjauhi mereka, dsb. Setelah menjalani praktek dan berada dalam posisi utk harus mendampingi mereka, mulailah sedikit demi sedikit pandangan gw berubah. Pada akhirnya ada kesadaran untuk menghapus batasan yg secara gak sadar mengkotakkan mereka dlm golongan yg berbeda secara hakekat manusia. Kebanyakan orang lebih cenderung memberikan stigma "gila" ketimbang "sakit mental" kepada orang2 yang mengalami kelainan seperti Billy. Padahal support secara psikis dan mental kepada mereka juga bisa menjadi salah satu terapi sosial agar mereka bisa kembali diterima oleh masyarakat sebagai manusia yang bermartabat.

Google bilang kisah Billy ini sedang filming oleh Joel Schumacher dengan judul Crowded Room . Pertanyaan : sejauh mana deviasi yang akan gw liat di film terhadap imajinasi gw pada bukunya ?? ... *kok kayak judul skripsi yaa ?!?!*...... let's wait and see

Monday, December 05, 2005

Cholestherol start at 30's ! ( salah diagnosa part two)


Sambungan yang telat nih..
Rencana untuk merujuk ke dokter lainnya dengan maksud untuk membenarkan diagnosa disentri tadi akhirnya gw putusin dengan pergi ke seorang dokter spesialis penyakit dalam yang udah cukup paham riwayat struktur penyakit gw selama ini. Dan hasilnya ?
Benar seperti dugaan semula bahwa penyakit gw bukan disentri tapi ada infeksi dalam saluran pencernaan, sejenis hemoroid/wasir ! hhm…emang udah dicurigai bahwa kebiasaan sembelit.com gw selama ini akan bermuara di penyakit yg proudly present dapat warisan dari nyokap..huhh!

Well, rupanya gangguan metabolisme tubuh kali ini rupa2nya udah berawal sejak sekitar 2 bulan lalu, dimana penyakit sembelit gw kumat lagi. Obat pencahar rasanya harus selalu turut serta untuk memperlancar proses biologis satu ini. Nah, rasanya selama masa puasa kemaren lebih parah lagi, secara asupan air dan makanan yang masuk ke pencernaan krg mencapai jumlah optimal layaknya hari biasa. Saat itu rasanya udah mulai tumbuh bibit penyakit yang mencapai titik kulminasi minggu lalu dan dgn sukses mengacaukan kerjaan.

Terus terang awalnya gw radha mengacuhkan gejala awal mulai anehnya pencernaan dengan keluarnya darah tiap abis teong. Begitu juga wiken lalu, dimana pendarahannya lebih banyak dari hari2 sebelumnya. Tapi dengan cuek gw abis paginya agak kesakitan, siang main tenis lanjut jalan2 sampai jam 12 malem. Nah dari situ kata dokter spesialis internis ini menjelaskan layaknya bapak dosen kepada mahasiswa, pembuluh darah di dalam yang udah pecah semakin parah dan luka salurannya juga jadi lebar dan dari situlah jawaban kenapa gw di ktnr menggigil dan demam tinggi.Manggut2 gw mendengarkan penjelasan dari dokter ttg sakit gw itu… secara gak langsung gw coba bandingkan dgn cara penjelasan dokter di UGD sebelumnya. Eh iya waktu gw coba jelaskan bahwa paginya gw udah di diagnosa disentri, bpk dokter spesialis ini juga kaget ”lah…ini bukan disentri mbak..gejala2 majornya gak tampak kok” …hhmm..gak tau apa lagi yg ada dibenak dia waktu ngomong itu. Mungkin masuk etiket kedokteran kali ya utk tdk melakukan character assasignation terhadap sesama profesi…*hiperbola bgt gak sih*.

Kemudian bpk dokter ini kasih resep obat (lagi !!) , yang kali ini utk tiap jenis obat yang akan dia berikan, benar2 dia reassure lagi ke gw dengan tanya jawab yg mendalam berikut riwayat alergi obat yang pernah gw alami. Disamping lega karena gw merasakan I’m in a good hand doctor, tapi sisi lain ada saran dia yang bikin gw sedih krn gak boleh aktifitas olahraga dulu sementara sampai jaringan yang pecah tadi terbentuk lagi. Ughh..padahal belum lagi membakar lemak sisa-sisa kastengel,nastar and kue2 lebaran yg udah lewat, yah utk sementara waktu rasanya kudu rela menambah massa tubuh dgn lemah ketimbang otot deh. Selain itu ada beberapa jenis test yg bisa dia sarankan termasuk USG untuk lebih memastikan lagi seberapa jauh tingkat luka yg terjadi pada pencernaan gw. Tawaran dokter aku iyakan, sekalian gw juga minta ditambahkan item-2 test umum lainnya yang layak utk deteksi potensi penyakit secara dini seperti test urin, SGOT/SGPT, cholesterol, lemak, etc.

Hari sabtu pagi gw ke laborat utk menjalani sejumlah pemeriksaan dan malemnya hasil lab yg udah jadi gw konsultasikan lagi ke dokter yg sama. Alhamdulilah, overall hasil test USG gw tidak ditemukan kelainan lebih lanjut berkenaan dgn sistim pencernaan gw yang eror. Semua item negatif dan masih dalam masih range normal, kecuali untuk item….duueengg ...cholesterol !!

Yup..kadar cholesterol gw sudah lebih 25% dari batas normal range umur gw..arrggh! suerr..bener2 gak percaya… secara selama ini gw masih terlalu narsis dgn menganggap sudah coba hidup sehat, olahraga rutin dan cukup bisa menjaga pola makan yang gak berlebih. Juga sok yakin juga bahwa makanan2 yang masuk ke perut gw telah melalui scaning dengan standar gw sendiri, dimana dalam standar gw menu2 dibawah ini lolos : nasi padang dgn menu paru/limpa goreng or rendang otak sapi, atau menu seafood kepiting/udang/cumi asam manis, belum lagi sejumlah junk food yg biasa dikonsumsi kalo lagi jalan ke mall such as : burger, milkshake, d’crepes yg gw selalu minta cheese on a top ?!?? hmm...."standar yang anehh ?/??"

Wah, rasanya emang harus segera merevisi standar makanan di atas deh..and start at now !! makanan yang selama ini gw kira masih dalam taraf layak di makan dan masih dlm jumlah kecil ternyata salah besar, dan inilah hasilnya. Satu hal lagi bahwa gw berasumsi bahwa kadar kholesterol seseorang tidak harus ditunjukkan oleh berat badan dan aktifitas olahraganya. Lah biar rutin olahraga kayak gw tapi kalo makanan yang masuk tetap jenis yg berkholesterol tinggi yaa tetep aja jadi counter part lah. Selain kaget, hasil test kholesterol itu di sisi lain juga jadi reminder buat gw supaya lebih jaga pola makan and harapannya sih mudah2an kalo sejak dini gw udah detect penyimpangan yang ada di tubuh, paling tidak gw jadi bisa lebih mengenali tubuh kita sendiri then bisa menghindari resiko penyakit yang lebih parah.

Jadi, saran gw buat temen2 blogger : kenalilah metabolisme tubuh anda sejak dini! Slogan2 kesehatan yang pernah didengar…“mencegah lebih baik daripada mengobati”, or pernah denger kalo jantung penyakit pembunuh no. 1 di dunia ? (yang biasanya bermula dari kholesterol tinggi). And buat temen2 penikmat wisata kuliner khususnya, plz deh help your self , hati-hati terhadap yummynya rendang hati nasi padang, hauce’nya seafood kepiting, or nikmatnya ice cream dan sejumlah olahan2 berlemak dan berkolesterol tinggi lainnya.
Image hosted by Photobucket.com Don't try this at home.... its dangerous!