Friday, January 13, 2006

Groundzero ( kantong mayat ..bag 2)

Secara sejak terjebak macet di Rambipuji dan tahu bahwa jalur ke lokasi bencana ditutup dan ada larangan masuk, setelah penyerahan sumbangan selesai, beberapa dari kami mencoba untuk cari info adanya kemungkinan agar bisa mencapai lokasi musibah. Tidak lengkap rasanya kalau sampai tidak bisa melihat dengan mata kepala sendiri lokasi yang beberapa hari lalu telah kita lihat gambar “SEBELUM” dan “SESUDAH” musibah melalui kiriman email kantor pusat.

Saat berkerumun ngomongin rencana keberangkatan ke area musibah, gak lama kemudian ada mobil perkebunan yang datang membawa sejumlah barang-barang dari lokasi Keputren. Ternyata mobil tersebut baru saja selesai mengevakuasi beberapa aset perkebunan yang masih bisa diselamatkan. Belakangan baru kami tahu bahwa mobil itupun juga baru bisa beroperasi hari ini setelah dievakuasi dari lokasi.

Melalui proses bargaining dengan salah satu penanggung jawab setempat mengenai berapa jumlah orang dari kami yang boleh ke lokasi dan berikut cara peluncurannya, akhirnya kami mendapat isyarat bahwa paling tidak kami bisa mendekati “ground zero” tersebut dengan catatan : mobil panther & mobil box yang kami pakai hanya boleh sampai titik perkampungan terakhir. Dari situ kami akan transit dengan memakai mobil perkebunan tersebut. Kami langsung mengiyakan tawaran tersebut dan segera meluncur ke lokasi beriringan dengan mobil kebun itu.

OFF ROAD
Ternyata medan yang ditempuh untuk menuju groundzero ini sangat sulit. Jalan makadam yang harus dilalui membuat perjalanan menjadi terasa panjanggg dan lamaaaaa. Setelah tiba di titik transit kami bertukar mobil dan akhirnya 10 orang plus 1 orang pegawai perkebunan naik juga di bak belakang kendaraan terbuka itu. Perjalanan cukup mengasyikkan karena melewati perkebunan kopi dan cocoa yang indah. Mobil yg kecil itu ternyata ”ulet” dan mampu menempuh jalan terjal menurun yg harus dilalui plus membawa 11 org dibelakangnya. Ketrampilan mengendarai pak sopir yang membawa kami sangat hebat. Sedikit saja terlambat atau terlalu cepat mengambil haluan, maut lah jadinya.

Akhirnya sampai juga kami di bibir lembah tempat tali sebagai tanda “DILARANG MELINTAS” terpasang. Dari kejauhan sudah bisa terlihat caruk maruknya wajah landscape afdeling Keputren karena disapu oleh longsor ini. Kembali kami dihadapkan pada larangan untuk tidak memasuki area longsor tersebut. Namun tidak lama, ajakan untuk turun ke lokasi dari bapak sopir mobil kebun yang kami tumpangi jadi pass utk ikut turun.

Sudah terlintas bahwa medan yang akan kami lalui nanti pasti tidak mudah untuk mencapai Groundzero (lokasi longsor) ini. Berbekal warning agar hati-hati mengenai sepatu karena tanah berlumpur yang licin, akhirnya seluruh tim Domus memutuskan untuk turun dan menuju Groundzero. Dugaan kami benar, kami harus melalui jalan yang berlumpur dan turunan bukit di depan yang juga curam, dengan kemiringan hampir 45'.

Dan akhirnya………*piufff* the groundzero.. Sesampai di lokasi, kami bertemu dengan sekelompok PA dan juga penanggungjawab SAR yang waktu itu bertugas. Dengan peringatan agar tidak berada lama-lama di lokasi tersebut dan segera meninggalkan lokasi manakala sudah mulai mendung. “Kami khawatir kalo ada apa-apa dengan rombongan ibu karena kantong mayat kami tinggal tiga......”, . Demikian kata-kata yang cukup menohok kami dengar.... *dalam hati saya ngumpat sambil menghitung jml anggota rombongan saya kan ada 10 orang!!*.

Selain dari kata2 itu yang bikin suasana jadi tambah seram, secara suasana sepi yang menyambut kami masuk di lokasi yang dulunya adalah perkampungan pegawai afdeling perkebunan itu. Perkampungan itu kini tinggal menjadi puing2 rumah disana sini plus dominasi lumpur yang ada. Layaknya seperti desa mati karena sudah ditinggalkan seluruh penghuninya untuk mengungsi. Karena pertimbangan keamanan rombongan, langsung saya meminta teman2 yang lain untuk tidak terlalu jauh memasuki lokasi. Hanya sekitar 15 menit kami berada di groundzero karena tim SAR juga masih berkegiatan disana untuk mencari 8 orang pegawai perkebunan yang masih belum diketemukan.

Suerr..pengalaman turun ke tempat seperti ini jadi pengalaman yang menegangkan (tapi ada asyiknya juga). Setelah mengambil beberapa gambar & motion akhirnya kami segera meninggalkan tempat itu. Alhamdulilah semua dari kami akhirnya bisa kembali pulang tanpa kurang suatu apapun.

Berikut ini adalah gambar2 yang di ambil dalam bayang-bayang kata “kantong mayat tinggal 3....”


hasil gerusan longsor, meratakan apapun yang dilewati


jalanan berlumpur+ kayu+seng bertebaran



"perkampungan mati "



seekor kambing yang ditemukan masih hidup
oleh kelompok pecinta alam

sulit menggambarkan bentuk asal
bangunan dibawah bebatuan ini

ngeri membayangkan kemungkinan
apa/siapa yang ada di balik reruntuhan ini...



Thursday, January 12, 2006

"Kantong mayat kami tinggal tiga.....!! " (bag. satu)


Kalimat itu terlontar dari penanggung jawab tim SAR yang saya temui saat berkesempatan menginjakkan kaki di lokasi bencana tanah longsor Jember hari Sabtu lalu. Seperti yang sudah banyak kita lihat di tayangan televisi, bencana alam kembali mewarnai perjalanan awal 2006 ini. Belum usai recovery karena tsunami thn lalu, murkanya alam kembali harus kita hadapi dengan tanah longsor yang melanda beberapa kec. di Jember. Salah satu lokasi kejadian ini ternyata menimpa salah satu perkebunan (afdeling) Keputren yang masuk satu grup dengan kantor saya.

Karena rasa kebersamaan dalam naungan satu grup, akhirnya aksi solidaritas diadakan untuk memberikan bantuan kepada korban perkebunan Keputren tsb. Berita per email dari kantor pusat yang kami terima sblm berangkat menyebut : 7 orang karyawan meninggal, 15 hilang dan ratusan jadi pengungsi karena kehilangan tempat tinggal. Saat Sabtu, 7 Januari lalu kami kesana, korban meninggal sudah menjadi 20 dimana 12 teridentifikasi dan 8 rusak.

Selain melanda perkebunan Keputren yang terletak di kaki Pegunungan Argopuro yang jadi lokasi terparah I ini, tanah longsor juga melanda sejumlah desa lainnya yaitu Kemiri (yang dikunjungi presiden SBY), desa Panti & desa Suci berikut sejumlah dusun yang ada didalamnya. Saat rombongan kami ada di lokasi; tim SAR, kelompok PA (pecinta alam) dan mobil-mobil offroader Raung 4X4 nampak sering melintas di sepanjang lokasi bencana untuk membantu proses evakuasi maupun pencarian korban hilang yang belum ditemukan.

Setelah mendapat info dari kontak person setempat mengenai gambaran lokasi bencana & pengungsian, akhirnya bisa diperoleh kepastian ttg jenis2 barang yg utamanya sangat diperlukan oleh pengungsi. Sumbangan uang yang terkumpul dari karyawan perusahaan akhirnya dibagi dua : untuk belanja keperluan pengungsi dan sisanya akan diberikan dalam bentuk cash. Sabtu 7 Jan kmaren, sepuluh orang dari kantor (termasuk saya) berangkat dengan amanat menyampaikan bantuan.

Perjalanan Pasuruan-Jember memerlukan waktu lebih dari 1 jam di keadaan normal, menjadi 5 jam karena kami harus melewati barikade di pertigaan desa Rambipuji (15 km menjelang perkebunan Durjo tempat penampungan pengungsi dari Keputren). Akibat pengalihan arus dan ditutupnya jalur ke arah daerah bencana, jalur lalulintas mobil2 bantuan yang banyak datang hari itu jadi terhambat. Tidak mudah untuk menembus barikade tersebut meskipun kami telah menempelkan stiker dan juga spanduk di mobil yang berbunyi sumbangan bencana alam tanah longsor Jember sebagai “pass”. Namun setelah kepala satpam kantor yang ikut dalam rombongan berhasil berkoordinasi dengan pihak polisi setempat akhirnya mobil rombongan bisa keluar juga dari kemelut macet yang bikin perut mual.

Setelah sampai di lokasi pengungsian, rupanya kami berbarengan dengan rombongan dari sebuah bank yang datang dengan maksud yang sama untuk memberikan sumbangan. Setelah menemui PIC yang ditugaskan menyambut rombongan, kami langsung menyampaikan maksud kedatangan dan menyerahkan sumbangan sesuai dengan jalur penerimaan yang sudah ada. Keadaan di lokasi pengungsian terlihat cukup padat, walapun para pengungsi tidak harus tidur di tenda namun sekitar 350 orang itu harus rela berbagi space dalam ruang pertemuan perkebunan pusat itu sebagai tempat tinggal mereka untuk sementara.

Sayang sekali tidak banyak waktu yang saya dapatkan untuk sekedar ngobrol dengan beberapa pengungsi, selain adanya kendala bahasa (banyak dari mereka yg hanya bisa bhs. madura) juga karena adanya kesibukan pembagian sumbangan yang cukup menyita waktu. Di hati kecil ada rasa lega manakala diberi kesempatan untuk bertemu dan do something buat mereka yang kena musibah ini. Kembali rasa syukur atas segala nikmat terucap hanya bagi-Mu Ya Allah...

Komparasi gambar Keputren sebelum(atas) dan sesudah musibah (bawah)...a broken landscape. Perhatikan bangunan masjid sbg compare pointnya karena zoom yang berbeda.





bersambung : perjalanan menuju "Groundzero"

Wednesday, January 04, 2006

2006 : SEGERA !!!


The Old Year has gone. Let the dead past bury its own dead. The New Year has taken possession of the clock of time. All hail the duties and possibilities of the coming twelve months! ~Edward Payson Powell

First posting at 2006 !!
New hope, new spirit and new soul. Tatap harapan ke depan dan langkahkan kaki utk jalani apa yang sudah digariskan olehNYA, tanpa harus menyesali apa yg sudah terjadi di masa yg udah lewat. And the resolution begin.....

Tiap awal tahun pastinya ada sejumlah schedule dan target2 dalam realita hidup yang harus dicapai. Skedul dan rencana kerja yang dibuat harus lebih “smart” diprogram ketimbang hanya jadi rangkaian tulisan di spreadsheet/word yang unimplemented, then hari2 kejar tayang kerjaan yg benernya bisa dihindari gak akan sering terjadi. Meski kadang sulit untuk jalani yg udah diprogram at least there’s something to keep us stay in the track right?

Di samping skedul kerja, harus ada saat2 buat balancing hidup, nyantai, relax and buat memuaskan nafsu hedon dong...hehe..itulah yang akan jadi mainstream postingan kali ini. Bukannya mau ngebahas gimana bikin jadwal kerja yg SMART itu lagee...

Kalau menyangkut masalah hedon, di thn 2006 ini rasanya ada beberapa moments di seputar interest gw yg patut dinantikan. Gw sendiri yakin moments itu bisa jadi buzzer hebat. The one and the most waiting hampir oleh 3 miliar penghuni planet bumi ini apalagi kalau bukan perhelatan akbar PIALA DUNIA JERMAN 2006 *sambas mode on*.

Biar gak merasa gibol2 banget, tapi kalau udah musim piala dunia, pasti ikutan ribut. Biasanya sih bela2in nonton (biar sampe begadang dini hari) mulai di babak perdelapan final. Ingat pas dulu piala dunia thn 94, rela mantengin final kalo gak salah Italia VS Brazil yg berakhir dramatis sampe babak perpanjangan, lanjut babak pinalti yang akibatnya pertandingan itu baru kelar jam 5pagi, padahal jam 7-nya kudu UAS di kampus!! Walhasil, biar openbook exam tetep aja kepala jadi muter.com gitu rasanya and nilai gw cuman C utk psikologi eksperimen *huhh!!* (maap ya pak Fendy wherever you are....udah menomorduakan makul ujianmu waktu itu..hiks).

Rasanya ada euphoria tersendiri kalo bisa nonton live pertandingan kayak gini, impas pengorbanan biar nilai C, or kantong mata jadi item krn kurang tidur, asal bisa nonton sampai ikutan nangis *plzz dehh..* bareng Maldini & Roberto Baggio CS (tim Italy favorite gw waktu itu) yg akhirnya harus menyerah ke Brazil lewat adu pinalti. Nah..udah kebayang hari2 paling heboh nanti, ngomongin score, taruhan, model kaos team, kontroversi kartu merah, and kejadian2 has piala dunia pada 9 Juni – 9 July mendatang. Yg pasti harus siap begadang lagi secara selisih waktu Jerman–Indo bikin pertandingan live-nya bisa dinikmati baru jam 11 malem sampai dini hari!

Selain world cup, 2006 racing season-nya Formula 1 dan motoGP pasti jangan sampai terlewat. F1 punya 19 racing yg akan dimulai dari sirkuit Sakhir-Bahrain tgl. 12 Maret sampai dengan 22 Oktober di Sao Paulo–Brazil. Sedangkan musim balap motoGP akan dimulai Valentino Rossi dan kawan-kawan ber-official test di circuit Catalunya 20 Maret dan berakhir 23 Oktober di GrandPrix Turki.

Di samping must see sports events itu *duuh….bhs gw mix gak karuan ya..* ada juga sejumlah film2 heboh yang released thn 2006. Salah satu yang paling gw tunggu adalah aksi my beloved one Tom Cruise di Mission Imposible 3. Hmm...mudah2an lebih banyak action scene yang lebih top dan lebih masuk akal ketimbang free wallclimbing-nya si Ethan Hunt di MI2.

Beberapa di antara film itu ada yang released based on the book.
Dan, ini dia..satu film based on buku kontroversial yg paling banyak dibicarakan thn 2005 kemaren DaVinci Code The movies. Udah lama pengen drop something di blog ini ttg Code secara sejak kelar baca bukunya beberapa bulan lalu, dalam kepala gw udah terbentuk sedemikian rupa imajinasi gambaran “tampak depan” si Robert Langdon…what about this? long raincoat, blackhat, deep eyes, warm smile... Tapi bersabarlah teman2 penggemar Davinci Code seantero Indonesia, nurut Sony Picture kita mesti sabar menunggu sampai 19 Mei 2006 nanti. Tapi liat aja tuhh….banyak negara yg released film ini dalam waktu yang sama dengan di US termasuk di Ind. awesome kan ? !! Nonton bareng yuukk..

ONLY IN THEATER !!