Tuesday, June 02, 2009

Urban Jazz Crossover ~ A place for blend & twist music!

Gelaran event  Dji Sam Soe Urban Jazz Crossover yang baru berakhir minggu lalu dan menempatkan Surabaya jadi kota penutup tour-nya, benar-benar jadi satu show “pelipur lara hati yang luka” setelah saya sempat merasakan beberapa kekecewaan dari Java Jazz 2009 Maret lalu. So kereeeeennnn!! Fantastic show concept & luxurious performance I ever had!  

“Yes We Will!” !!  begitu yang diucapkan oleh Eq Puradiredja (Humania)waktu saya temui di backstage after show, saat mengharap padanya agar event jazz semacam ini bakal sering digelar di Surabaya. Dalam event Urban Jazz Crossover yang digelar untuk kali kedua di Surabaya ini, Eq bertindak selakumusic director

Saya merasakan selama ini tidak banyak event jazz yang digelar di Surabayayang sifatnya festival. Meskipun beberapa kali artis jazz luar negeri sering singgah untuk live in concert, namun jangkauan penontonnya pasti tidak selebar model festival manakala harga tiket yang dipatok akan jauh lebih murah. Saya pikir ini juga jadi salah satu faktor kurang berkembangnya band-band beraliran jazz di Surabaya jika dibandingkan dengan Jakarta atau Bandung yang konsisten jadikota tempat musik lahir dan berkembang.


Dan…..sampai hari ini pun rasanya rasa kepuasan yang membuncah *duh bahasanya!* krn rasa puassss banget nonton kmaren masih terasa didada nih. Puas banget karena suudonisme saya terhadap tiket yang sangat murah banget terhadap mutu pertunjukan ternyata tidak terjadi. Bayangkan saja…hanya dengan membayar 50rb (lima puluh ribu) rupiah, kita udah bisa dapat suguhan yang menakjubkan! Itupun kalo beli online sebelumnya di internet bakal bisa dapat extra 1 tiket..buy one get one free !!  Setelah showpun saya masih nyumpah-nyumpah kalo harga tiket  kali ini sangat memanjakan penonton. Thanks to Dji Sam Soe yg konsisten jadi ambassador jazz di Indonesia.




Pengalaman dan “hukum” menonton Java Jazz udah lebih dari cukup buat pelajaran….datang lebih awal, antri depan pintu masuk lebih depan, then kamu bakal bisa dapat tempat paling strategis yang kamu mau bukan? Ada tempat lain lagi kah yang lebih strategis daripada  “depan, center, tepat di bawah bibir panggung”? Amann!  Pintu dibuka jam 8 tepat, dan sambil menunggu pertunjukan utama, saya jadi punya waktu buat “membaca” bakal kayak apa shownya nanti. Apalagi udah ada sedikit clue dari si Endy ensiklopedia jazz yang udh nonton di Bandung.

Backdrop panggung dengan box box tinggi jadi bikin penasaran, setingan stage yang hanya setinggi 50-an cm, membuat kesan tidak ada batasan yang kaku antara penampil dan penonton. Saking dekatnya posisi saya dengan penampil, kalau mau saya bahkan bisa towel-towel mereka…hehe.. Bertempat di Empire Palace Blauran, dengan kapasitas 2000-an orang menjadikan konser kemaren berlangsung hangat dan akrab. Setelah menunggu 1 jam didalam Ballroom Emprie yang berkarpet cukup nyaman, show mulai  jam 9 tepat (jadi inget waktu antri 2,5jam lebih show Swing Out Sister di lantai JCC yang kotor). 


Eq Puradiredja & Humania tampil pertama kali and say hello to Surabaya dengan lagu-lagu hits mereka. Lepas Kendali, Jelita, Bersama dan terakhir lagu Terserah yang membuat histeria penonton. “kita balik ke pertengahan 90an yaa….kalian udah lahir belum?”. Canda Eqi ke audience yang seperti Java Jazz kmaren penuh sebagian besar oleh ABG arek Suroboyo. Nampak beberapa ABG di depan yg pastinya berusia 18+ seperti syarat Dji Sam Soe, agak-agak bengong pas diajakin nyanyi bareng. Heru Singgih (Keyboard)dan Larry Aswin personel terbaru Humania, membawakan lagu-lagu mereka dengan aransemen yang berbeda dengan sentuhan R&B yang lebih groovy.



Selepas Humania, idle-nya panggung untuk performer berikutnya diisi dgn DJ Creamdi belakang turntable-nya memainkan  lagu-lagu classic disco. Sedaapp!

 Suasana crossover terasa mengental saat Dana rappertampil dan duet bareng Dirabawain lagu “Don’t Stop The Music” dari Yarbrough & Peoplesand lanjut dengan American Boy-nya Estell feat. Kanye West. Kebayang kan dua lagu bertempo disco ini di blending jadi jazzy and hip hop sekaligus..genius! My Funny Valentinedengan gaya jazz klasik mengalun dari duet Dira bareng keyboardist Ali Akbar.  Dira yang saya yakini jadi next Indonesia Diva ini punya rentang suara yang naujubillah tingginya. Sejak Java Jazz lalu emang mencuri perhatian & penasaran dot com banyak orang. Simak interview dengan Dira DISINI.

Suasana makin histeris saat Ari Lasso yang asal Sby tampil membawakan lagu hits-nya Mana Kutahu yang ditingkahi gitar dari Edwin 'Coklat'. Lanjut dengan Hampa yang diaransemen habis jadi lebih jazzy plus penampilan penari ballet! Sungguh suatu suguhan yg impresive.

Kalau pengen tahu gimana rockers going to jazz, Urban Jazz Crossover lah tempatnya. Lagu rockWalk this Way –nya Aerosmith tiba-tiba hadir dariCandil (ex Serieus) dikocok bareng rapper Danadan diimprove permainan gitar Edwin. Belum lagi Lighting & tampilan multimedia yang spektakuler makin nambah histeria massa. Binung rasanya antara pengen selalu goyang dan merekam semua yang dilahap mata di panggung.

 


Lala
, bintang imyut dan cantik tampil kemudian dengan “High & Dry” dari Creep dalam satu aransemen yang sweet jazz. Di lagu keduanya, Lala mengejutkan publik Sby yang masih asing dengan penampilannya yang memainkan gitar pada lagu Faith - George Michael. Di tengah-tengah lagu Faith, box–box di belakang panggung menunjukkan taringnya lagi saat Candil 
 ikut memberikan vokal rock-nya. “What about you”dari album Stars milik Lala, jadi penutup penyanyi cantik ini. 







Penampil berikutnya adalah Andi/rif dengan lagu Sunday Bloody Sunday. Tampil mengenakan  jas hitam, kacamata lebar dan topi pedoranya, Andi menjelma jadi Bono U2 format swing. Penyanyi seriosa Daniel memberikan suaranya yang jadi bagian minor tapi menarik di lagu ini. Its totally crossover!  Siapa bilang laguUmbrella-nya ning Rihanna nggak cocok buat dinyanyiin penyanyi cowok?  Dengan aransemen bener-bener swing jazz dan paduan koreografi yang super asik, tanpa diminta  oleh Andi pun penonton jadi terbius buat ber …umbrella…ella elaaa…he he…ella ella…  

Raja yang identik dengan /rif jadi lagu berikutnya dan penampilan Andi di tutup dngan Clocks – Coldplay. Beat & tempo lagu yang rock jadi lumer dibawain dalam versi jazz. Sangat menarik! Candil dalam balutan Michael Jackson wanna be balik lagi tampil and begaya Jacko di lagu Beat it..Penampilan Candil gokil abis…

Pengen tahu gimana ceritanya Andi & Candil going to jazz di event ini? Simak aja hasil interview DISINI.

Glenn Fredly yang ditunggu-tunggu akhirnya jadi penampil terakhir dengan Jejak Langkah sebagai opening. Perkawinan seni dimunculkan lagi saat ada suara & tarian mbak sinden yang muncul saat Glen membawakan Creep-nya Radiohead. Lightingnya bener-bener top markotop di lagu ini !! Buat saya, paling asoy di penampilan Glen kmaren saat dia duet bareng Andi/rif bawain I Shot The Sherif – Bob Marley. Dentuman bass & gitar yang jadi ciri lagu ini bener-bener menghipnotis penonton buat goyang.  

Di ujung akhir penampilan, lagu 80an Sinaran oleh Sheila Madjid yang dibongkar dan aransemen ulang habis-habisan jadi penutup rangkaian pertunjukan ini. Saxophonist Nicky Manuputtyyang sering saya liat pertunjukannya di Java Jazz dan selalu membuat termehek-mehek juga ikut memberikan tiupan sax maut-nya di lagu ini. Juaraa!!


Akhirnya, rasa puas yang dulu tertunda di Java Jazz bisa tertumpahkan juga. Aftershow bisa dapet backstage, foto-foto *teutep narsis* and short interview sama arti
s pendukung....what a lovely nite. Kepuasan saya itu tercapai Jika dan hanya Jika ada kebersaaman bareng temen-temen jazzy Sby, Fani Jazzlova &Putu the great shoter..you guys rock! Thx to Dyaz nisye for brandnew cool camera & pics also...and thx to Putri, die hard jazz fan yang dtg jauh-jauh dari Bali demi event ini...*lah kok kayak piala Oscar*  


"One good thing about MUSIC, 

when it HITS you, you FEEL NO PAIN"  


* Pictures courtesy of Putu K.B, Dyaz, Fani