Monday, April 03, 2006

Missing Sunrise (part 1)


“Berkah” libur pemerintah tgl 31 Maret kemaren akhirnya bisa dimanfaatkan untuk melakukan perjalanan wisata…*halah istilahnya bo’*. Kebeneran Ria, sepupu saya dari Jakarta minta ditemenin buat pergi ke Bromo. Hmm….hari geneee?!?..hujan, angin dan segala gangguan cuaca yang gak banget sebenernya buat perjalanan ke tempat2 wisata alam, ternyata tidak juga menyurutkan hasrat untuk tetap berangkat. Biar sehari sebelum kita berangkat ada angin puting beliung di tempat tinggal saya yang cukup memporak porandakan. Kejadian lagi seperti pas mau rafting dulu, password dari mommy bisa keluar tapi dengan sejumlah pesan-pesan sponsornya.

Keputusan untuk pergi hanya berdua saja ke Bromo ini sebenarnya juga digelayuti oleh kecemasan-kecemasan oleh karena minimnya informasi yang saya punya tentang Bromo. Kalau buat Ria ini pertama kalinya dia pergi dan bagi saya ini adalah kedua kali. Cuman secara ingatan saya saat perjalanan kali pertama yang hampir 10 tahun lalu itu tidak berbekas sedikitpun, maka datanglah sejumlah pertanyaan yang harus segera didapat jawabannya. Tranportasi umum kesana ? akomodasi ? rute tour yang ada ? dsb…..Tanya sana sini ke beberapa teman yang pernah pergi plus info yang berguna banget dari pecinta gunung ini akhirnya saya dapat juga info yang cukup meyakinkan bahwa ....aku akan baik-baik saja *sengau-nya pinkan*.

THE ROAD
Kamis 30 Maret sekitar pukul 11 siang kami berangkat ke Probolinggo setelah paginya Ria datang dari jakarta dengan pesawat yang membuatnya harus boarding jam 5 pagi. Dengan menumpang bis umum, perjalanan Sby-Probolinggo ini ditempuh selama 2 jam. Sesampai di terminal Probolinggo cukup lama kami harus menunggu angkutan elf yang akan membawa kami sampai ke desa Cemorolawang, Ngadisari. Sempat cemas and gemes kelamaan menunggu karena target kita ke Bromo kali ini untuk kejar sunset juga plus utamanya sunrise pagi harinya. Gak pengen kemalaman sampai di hotel dan supaya cukup waktu adaptasi cuaca plus daerah sekitar, akhirnya kami putuskan untuk mencarter angkutan tersebut. Sepanjang perjalanan terminal Probolinggo-Cemorolawang, hawa pegunungan yang sejuk sudah mulai menyambut ditambah lekuk-lekuk jalan yang mulai menanjak. Setelah kurang lebih 1jam 30menit sampai juga kami di desa Cemorolawang, desa paling atas/ujung.

DRESSCODE
Sampai di hotel yang sudah booked sebelumnya sekitar jam 4.30. Hawa pegunungan yang dingin langsung menyergap kami secara baju yang kami kenakan dari Surabaya masih selapis. Segera kami unpacked barang bawaan untuk segera melapisi baju kami dgn dresscode daerah dingin. Walhasil, mulai dari kaos kaki, celana dan baju atasan harus rangkap dua. Termasuk saltum untuk pakai bahan jean di udara seperti itu, karena bahan jean sifatnya malah menyerap dingin. Terus lagi, untung ada penjual korpus penutup kepala yang lewat didepan hotel untuk menyelamatkan daerah kepala saya. Sebagai earplugged saya manfaatkan earphone dari mp3 player, slayer di leher, kaos tangan dan akhirnya windbreaker jadi lapisan baju paling luar. Duhh…bener2 dress code dingin yang reseh banget bukan? Sesaat kepikir “Lha baru di bromo aja udah kedinginan kayak begini gimana bisa hidup di tempat yang bermusim dingin yakk”

COLD MOUNTAIN
Setelah siap “menyambut” angin dan hawa dingin bromo yang sempat nampak di termometer mencapai 70C kami mencoba untuk beradaptasi dengan jalan-jalan di sekitar hotel yang kebetulan langsung berhadapan dengan kelompok gunung cantik tersebut. Ternyata proses aklimatisasi yang saya rasakan cukup berat secara tekanan udara yang tinggi membuat paru-paru harus lebih bekerja keras untuk mendapatkan oksigen yang cukup. Sesaat saya bersyukur karena biasanya di udara seperti ini, hidung yang sudah harus overwhole ini langsung bersin-bersin. Mungkin efek antihistamin yang saya telan malam sebelum saya berangkat masih bekerja dan membantu bertahan. Ataukah itu efek 8 set badminton Selasa sebelumnya yang cukup memanaskan hidung ?? Tapi ternyata itu hanya sesaat… lolos dari efek bersin2 hidung ternyata bukan berarti aman. Hal yang paling mengkhawatirkan sejak sebelum berangkat akhirnya kejadian. Sesak nafas saya nongol !! Cuman saya berpikir ini pasti hanya sesaat karena proses aklimatisasi penyesuaian suhu. Segera kami putuskan kembali ke kamar dan mengakhiri perkenalan tahap pertama dengan hawa dingin tsb. Mau gak mau saya harus semprotkan "pernafasan buatan" *powered by ventolin* agar sesak tidak berkelanjutan.

SHY SUNSET
Letak hotel yang strategis memudahkan kami untuk melihat matahari terbenam dari kejauhan. Persis di depan halaman parkir, nampak gugusan segitiga Gunung Batok, Pananjakan dan Bromo dengan semburan asap dari kawahnya, berdiri dengan anggunnya. Segurat cahaya dari surya yang mulai tenggelam berpadu dengan kabut yang bergelayut manja memberikan pemandangan yang mengagumkan. Subhanallah….sungguh Maha Besar Allah dengan CiptaanNya.

Siluet kebiruan sunset dari balik Gunung Batok...amazing !!

THE TOUR
Setelah mendapat info tentang rute tour plus pesan mobil jeep yang akan mengantar kami menikmati pemandangan matahari terbit pagi harinya, rasanya susah bagi kami memenjamkan mata untuk tidur, membayangkan asyiknya petualangan yang akan dialami. Dan lagi kami diingatkan bahwa pukul 3.30 pagi mobil sudah menjemput yang artinya paling tidak pukul 3.00 kami sudah harus bangun dan bersiap-siap…*pweufff..*Benar saja, sekitar pukul 3.00 deru mobil jeep yang melewati jalan di depan hotel kami mulai membangunkan seolah-olah mengajak untuk bersiap. Sesaat kemudian, jeep yang kami pesan telah siap di depan hotel dan sudah ada 4 penumpang turis lain yang sharing dengan kami.

WHERE IS THE SUN ?
Rute pertama yang jadi tujuan tour pagi itu adalah melihat penampakan sunrise dari view poin gunung penanjakan. Setelah tergoncang2 naik jeep dan melalui rute berliku, akhirnya seputar 4.30-an kami sampai dan segera bergabung dengan turis2 domestik dan asing lainnya dengan maksud yang sama. Jumlah mereka tidak terduga sebanyak itu dan sempat membuat saya heran karena malam sebelumnya di area hotel dan resto yg kami datangi relatif sepi dari turis. Eniwei, kekhawatiran yang sangat besar akan tidak nampaknya Sunrise pagi itu rasanya sudah kami rasakan sejak awal kaki menginjak viewpoin itu. Mendung dan hujan gerimis pagi itu nampaknya membuat kabut tebal tidak mau beranjak area sekitar viewpoin. Akibatnya pandangan kami ke arah Gunung Bromo plus Batok di kejauhan jadi terhalang oleh kabut. Saya lihat waktu sudah mulai beranjak dari pukul 5.15 saat sunrise biasanya mulai terlihat. Terbitnya sang surya sangat sangat dinantikan oleh semua orang yang ada disana. Menit demi menit, detik demi detik yang berlalu makin beranjak menjauh, tapi tetap saja tidak ada secercah cahayapun yang bisa kami temukan diantara gumpalan kabut itu……”we can see nothing””where is the sunrise””wah mataharinya gak keliatan””kabut nehhh”…sejumlah ungkapan kekecewaan yang terdengar disana. “Maybe we should do some sunrise dancing before” untuk menghibur diri sempat saya berujar kepada Cheeshiang teman satu jeep, turis dari Kuala Lumpur. Ia juga merasakan kekecewaan karena hilangnya momentum untuk capture amazing sunrise view dari Bromo yang terkenal itu. Banyak juga turis asing yang telah menyiapkan perlengkapan fotografi yang komplit harus membereskan alat-alatnya dengan kecewa karena pagi itu praktis mereka gak dapat view yang diinginkan.

Andai saja kemaren sang surya dengan gagahnya menampakkan diri, mestinya saya bisa dapet view yang kurang lebih seperti ini .... :((

Sunrise at Bromo - Courtesy of Ian Cameron


13 Comments:

Blogger Lili said...

Keren banget yah Bromo, kenapa kebanyakan photography handal namanya Ian yah?..kebetulan ajah kali..

Iya, Ummi sudah baca message di FS.
Kapan Apey ke Jakarta? bisa kok kopdaran, tapi di Jakarta, karena belum ada rencana ke Bandung nih...

Reply lagi yah?

2:02 PM  
Anonymous Anonymous said...

Saya dulu gagal pergi ke Bromo, padahal sudah tinggal sejengkalan langkah... moga2 masih ada kesempatan kedua melihat bromo ... tapi, apa akses sudah dibuka?
doel

4:36 AM  
Anonymous Anonymous said...

best regards, nice info concerta add http://www.lingerie5.info/viagrasubstances.html contractors license bond Diamond collection 13 Camping lake clementine2c ca trailers bingo game com

6:20 AM  
Anonymous Anonymous said...

Is it an advantage or disadvantage to save everything on the web.
The result is a battery life expectancy of around 8.
If the system is just in sleep mode then the resume time is instant.


Feel free to visit my web-site samsung chromebook reviews

12:25 PM  
Anonymous Anonymous said...

Suppose you created a group called Pals that included your best friends.
If you don't want to use the Apple remote there is another option. We've already delivered our verdict as to what can
be expected from the i - TV (or whatever it is called) and the Cupertino-based company will also need to navigate carefully because studios already have
Hulu.

Feel free to surf to my web-site apple tv review

12:18 AM  
Anonymous Anonymous said...

Third, let's say you are not satisfied with the camera that you purchased and you decide to change. The Canon products are not only high in quality but also available in worthwhile cost range. Well Canon, hate to say it, but most amateurs don't like to haul
around an external flash unit.

Feel free to visit my blog post :: canon 6d review

3:28 AM  
Anonymous Anonymous said...

Many people experience problems when they first buy and install
their roku
digital video player. ANTENNA: I get the same number
of channels over the air as I did when I had a 7 year old generic HD
TV. Air - Play will also be coming quickly on Airplay-enabled speakers and stereo methods.

4:30 AM  
Anonymous Anonymous said...

And powering its various affairs will be the dual core Nvidia Tegra 2.
The Nexus S, however, has flash while some variants, such as
the Samsung Vibrant and Captivate, of the Samsung Galaxy S do
not. Like the Apple i - Pad Keyboard Dock listed above, the Logitech Android Keyboard has many tablet-friendly features.


Stop by my webpage ... samsung galaxy tab

7:41 AM  
Anonymous Anonymous said...

Nikon D200 was launched way back in November 2005 and still is one of the favorites for beginners in photography field.
However, if you face a data loss situation, in absence of a valid backup, no need to worry.

It is owner by Matt Furer who has been fixing cameras for
22 years.

Also visit my web-site: nikon d7100

12:01 PM  
Anonymous Anonymous said...

You will need the best of the best, sounds and samples that is, and you will
also need to continually expand upon your sound library.
You can't help but appreciate the Apple Macbook series of notebooks, especially the MA897LL A. Currently Apple offers three products which are Mac - Book Pro, Mac - Book Air and the standard Mac - Book.

Here is my web page - mac pro

4:37 PM  
Anonymous Anonymous said...

The Black - Berry Tablets media player will not disappoint you as this premier media player
and video creation are supported by Codecs. It has all
the extra features that the i - Pad has too, just fewer apps because
it's fairly new compared to the i - Pad. You will get amazing discounts and thus saving your money.

Feel free to visit my blog post; playbook review

12:24 AM  
Anonymous Anonymous said...

Not sure if you need more insulation on your water heater.
The heat from the air moves into the cooled refrigerant.
This keeps your unit from having to work so hard to heat the water.


Also visit my weblog: nest learning thermostat

7:41 PM  
Anonymous Anonymous said...

I told them to type in "Mac - Book Air broken hinge" on Google
for proof of the widespread issue, but they just shrugged it
off. 1: The $2,250 Swarovski-studded 32GB i - Pad, 5 Ridiculously Expensive Apple Gadgets You Won't Believe Are Real, and $20,000 Diamond Studded Apple IPad, the Most Expensive IPad Yet. Later on you will be surprised that there is a tiny scratch on your phone's screen.


Also visit my blog post macbook air

3:56 AM  

Post a Comment

<< Home